dibesarkan-di-amerika-dideportasi-ke-jamaika-nasib-tragis-anak-tentara-as

marvinwoods.net – Seorang pria bernama Jason Thompson kini menghadapi realitas pahit yang tidak pernah ia bayangkan. Ia lahir di sebuah pangkalan militer milik Amerika Serikat di Jerman pada tahun 1985. Ayahnya seorang tentara aktif berkewarganegaraan Amerika Serikat, sementara ibunya berasal dari Jamaika namun tidak memiliki status kewarganegaraan tetap. Meski lahir dalam lingkungan militer dan dibesarkan dalam budaya Amerika, Jason tidak pernah mendapatkan status kewarganegaraan AS secara resmi.

Tumbuh Besar di Amerika Serikat

Setelah lahir di Jerman, keluarga Jason pindah ke Amerika Serikat ketika ia masih berusia dua tahun. Mereka menetap di Texas, tempat ayahnya bertugas hingga pensiun. Jason menjalani seluruh pendidikan dasar hingga menengah di negara bagian itu. Ia mengikuti kehidupan seperti anak-anak Amerika lainnya, mulai dari mengikuti kegiatan pramuka hingga bermain untuk tim sepak bola sekolahnya. Namun, di balik kehidupan normalnya, ia menyimpan satu fakta penting—dokumennya tidak pernah lengkap.

Masalah Imigrasi Mulai Terungkap

Masalah Jason mulai muncul ketika ia melamar pekerjaan di sebuah perusahaan teknologi. Proses verifikasi identitas menemukan ketidaksesuaian pada dokumen kewarganegaraannya. Ia tidak pernah mengajukan naturalisasi, dan pemerintah tidak pernah secara otomatis memberinya status kewarganegaraan karena faktor administratif. Sejak saat itu, imigrasi mulai mengawasi status hukumnya di Amerika Serikat. Setelah beberapa tahun proses hukum yang berliku, pemerintah memutuskan untuk mendeportasi Jason ke Jamaika.

Negara Asing yang Tidak Pernah Ia Kunjungi

Keputusan deportasi itu membawa konsekuensi yang sangat besar. Pemerintah memilih Jamaika sebagai negara tujuan karena asal-usul ibunya. Namun, Jason tidak pernah menginjakkan kaki di Jamaika sepanjang hidupnya. Ia tidak memiliki sanak keluarga di sana, tidak mengenal budaya setempat, bahkan tidak berbicara dengan aksen atau dialek lokal. Kondisi ini membuatnya seperti orang asing di tanah yang dianggap “asalnya” oleh pemerintah AS.

Kritik Terhadap Kebijakan Imigrasi

Kasus Jason memicu kritik keras dari kelompok pemerhati hak asasi manusia dan advokat imigrasi. Mereka menilai sistem imigrasi AS gagal melindungi individu seperti Jason yang lahir dan besar dalam lingkungan militer Amerika. Organisasi advokasi menilai pemerintah harus memperbaiki kebijakan agar anak-anak tentara AS secara otomatis mendapatkan kewarganegaraan, terutama jika mereka lahir di luar negeri dalam konteks penugasan resmi.

Harapan di Negeri Baru

Saat ini, Jason berjuang untuk membangun hidup baru di Jamaika. Ia mencari bonus new member 100 pekerjaan dan tempat tinggal sambil menyesuaikan diri dengan lingkungan yang asing baginya. Meskipun mengalami keterasingan dan kehilangan, Jason tetap menunjukkan tekad kuat untuk bertahan. Ia berharap suatu hari nanti bisa kembali ke Amerika Serikat, negara yang ia anggap sebagai rumah sejatinya.

By admin